Monday, December 19, 2011

Tuan Waktu

Dari mana kau menentukan waktu hingga jatuh tepat 24 jam yang kemudian kau sebut hari? dari 24 jam tersebut terdapat 1440 menit dan 86400 detik kau harus memilih, bahkan kemudian jika terpecah lagi menjadi satuan terkecil sepersekian detik. Sebuah keteraturan atau sistem waktu yang merupakan keselarasan.

Bagaimana sakitnya waktu saat sementara dia berjalan konsisten dan kau datang dengan tidak sepersekian waktu dari umur waktu itu sendiri mengeluhkan kenapa waktunya hari kemarin, kenapa waktunya hari ini dan hari esok. Jika aku memasang waktu awalku jam 7 pagi maka akan berakhir hari ini hitungannya pada jam 7 esok, lalu apa yang harus ku lakukan hari ini? Dan waktupun tetap saja tidak berubah.

Seperti konsistensi waktu terhadap alampun sudah jelar itu tergariskan, ketika benih pohon tumbuh menjadi pohon besar, berkembang biak dan kemudian mati. Apa hanya karena waktu? tentu juga tidak karena Waktu sendiri hanya satu kalimat yang mewakili rotasi alam dimana di dalamnya terdapat keselarasan dan yang lebih utama adalah terhadap manusia dan alam yang sudah jelas sebagai mahluk hidup yang di naungi waktu.

Kita akan menggerutu tentunya saat bencana alam dan kemudian berkata bahwa alam tidak bersahabat. Padahal apa yang kurang dari alam ini yang sudah menyokong kehidupan kita lalu siapa yang tidak bersahabat?.  Begitupun hari yang kita kenal sebagai kesatuan waktu dari 24 jam waktu, ada yang mengatakan hari dimulai pada hari senin, kemudian ada jugayang berpendapat dimulai hari minggu, jum'at dan hari-hari lainnya. Siapa yang menentukan? Apakah ilmu manusia akan sampai pada hari pertama dimana Bumi mulai tercipta dan kemudian Tuhan akan berkata Hari ini akan dimulai dengan hari ini?.

Seperti sebuah pertanyaan saja yang kemudian akan timbul dalam benak semua yakni apa saja yang telah Tuhan ajarkan kepada Sang Nabi Adam A.S sebagai manusia pertama yang hidup di Bumi. Waktu adalah waktu! tidak perlu kepikiran juga dari mana pemahaman itu, Akupun terlahir pada sebuah tanggal, hari, bulan dan Tahun saat aku belum mengerti apa-apa. Itu kodrati bukan?.

Kita sendiri akan sadar mungkin setelah mencintai masa lalu, orang-orang sebelum kita dan buku-buku yang kita baca dan kemudian membentuk sebuah intelejensia bertanya dan berpikir. Waktu?

Berkuasa diBumi bukan berarti berkuasa untuk menjadi penguasa dan bergindak semena-mena terhadap alam yang sudah jelas juga sebagai serangkaian waktu yang manusia sendiri hidup di alam tersebut. Lalu untuk siapa keegoisan tersebut jika harus sadar musim hujan sudah menjadi banjir, tanah menjadi longsor dan musim kering lebih lama dari biasanya?.

Kenyataannya bukan alam yang tidak bersahabat, manusialah yang menjadi garang. Waktu juga tidak memperbudak, dia konsisten! tapi keluhan manusia yang menjadikan waktu sebagai bahan candaan dan pembunuhan disiplin bagi dirinya sendiri.

Sifat dasar manusia? Bangga dengan hal tersebut?

No comments:

Post a Comment