Tuesday, February 7, 2012

Ibu

"Maafkan aku anakku, maafkan aku karena telah menjadi tua dan renta. Tubuhku sudah rapuh untuk bisa menjadi pelindungmu dan menjadi seorang ibu kebanggaanmu"

"Maafkan aku jika nanti suatu saat penglihatanku menjadi rabun dan memecahkan vas bunga kesayangan istrimu, janganlah engkau berteriak padaku. Sesungguhnya aku telah menjadi mahluk yang sensitif terutama hatiku yang sudah menua."

"Maafkan aku anakku, jika aku tidak bisa mendengarkan pembicaraanmu dengan jelas karena telingaku sudah ikut menua, jangan panggil aku tuli tapi ulangilah perkataanmu kemudian tuliskan jika aku belum mengerti."

"Maafkan aku anakku, aku sudah menjadi sangat sendiri sekarang dan renta tanpa teman kecuali engkau anakku dan walau begitu aku sudah sangat bahagia kau sudah beranjak menjasi dewasa."

"Maafkan aku jika suatu saat aku minta kau bantu berdiriku sekedar untuk berjalan bukan kemanjaanku atau kuinginkan balas budimu tapi karena sungguh aku sudah menjadi tidak mampu."

"Maafkan aku anakku jika hidup ibumu kini hanya sebagai batang rapuh yang melintang di antara kebahagiaanmu, janganlah kau tebang dahan itu karena aku masih ingin melihat cucu-cucuku tertawa dan menari seperti aku melihat kau mnari di depan rumah dulu kala."

"Maafkan aku anakku karena menjadi tak peduli dan hanya bisa diam, sementara mataku menangis mengiba kasih sayang dari anak-anakku."

"Maafkan aku anakku."

No comments:

Post a Comment