Sunday, July 31, 2011

Cermin

Diluar kuternampak surya
Begitu terang menyilaukan
Hingga bayangku tak hadir disampingku
Atau bahkan hitam kulit gelapku

Disudut sofa itu kulempar asa
Menyudutkan galau dibawah kolong papan
Terpandang cakrawala begitu jauh pada mata berurai
Menyibakkan nuansa mimpi yang entah terkejar

Satu pijakan kuangkat
Mengikat harap pada gelora hampa
Mencoba berdiri namun ku mati
Tak nyata awalku berdiri
Namun ku ternyata ada untuk berdiri

Menelusup tenggelam batu terlempar
Dari dasar hingga batas terdalam
Perlahan susut karena terang
Sirna gelap mengusir hampa
Pada kumulai berdiri
Pada ku tapakan kaki
Pada ku terbang sekaligus tenggelam

Hitam matahariku bukan kelam
biarkan  berpelangi saat mata bertatap sendu
dunia tak bersahutan pada malam
hingga pagi terusir siang dan kembali meragu

Terngiang hampa terbakar amarah
Melepas hujaman ombak pada karang
Ku berteriak tanpa gema resah
Menyiutkan gelombang diantara perang

Biar kudaki puncak tenggelamku
Hingga nafas terpenggal ku beriring duka
Tanpa hiasan gelora berpacu
Ku tetap berlaga dengan jiwa

Kau goreskan tinta yang mengotori tubuhku
Diantara sejuta kelam yang kau daki
Tak pernah ku menjerit atau memaki
Hanya kau saja yang selalu terdiam membisu

Saat mata terpandang
Saat nyeri menjalari sukma
Kelu bercampur sejuta resah melanda
Dan kau tak pernah melukiskan bintang

Biar aku hanya bidang datar remang
Kau datang dengan sendumu
Tak pernah meragu kau tangisiku
Dan aku hanya diam diantara terang

Aku bukan cerita
Atau merdu pembawa mimpi
Tak bersedih dan berlalu pergi
Aku ada selalu ada disana

No comments:

Post a Comment