Thursday, July 7, 2011

Ke-Simpul-an

Hujan adalah cerita malam, siang datang dan malam berganti entah hanya sebuah cerita tanpa nama atau cerita harapan yang seharusnya kunjung datang dan tenggelam begitu saja seperti angin yang terbawa cerita dan melintasi waktu tanpa bercerita.

Jiwa yang diam diantara cerita, menyaksikan cinta atau bahkan hanya sebagai penonton setia terhadap cerita-cerita yang mungkin ada dihadapan mata. Dan diantara kita begitu banyak romansa yang terjadi entah itu suatu bentuk keadilan ataupun kemanusiaan yang pada akhirnya menjadi sebuah intrik yang mengganggu kenyamanan kita sebagai manusia.

Tidak sedikit cerita dimana kekerasan terjadi akibat hanya kesalahan kecil saja atau bahkan sebuah dilema masa lalu yang berujung dendam. Lalu pernahkah kamu merasa hanya diam atau entah memang diam ketika melihat seorang anak kecil yang tertidur di emperan sebuah toko hanya berbalut kaus lusuh dan sepertinya tidak pernah menyentuh air selama berminggu-minggu, apakah kita diam?

Kemudian cerita cinta yang terlahir dari sebuah keyakinan, seorang laki-laki yang mampu meninggalkan segala atribut keduniawiannya demi ingin mempertahankan rasa cintanya ( judul : story between the rainfall) atau seorang laki-laki yang demi kesembuhan istrinya rela dikeluarkan dari realitas kemasyarakatannya dan diasingkan untuk menjadi manusia (judul : a Hotel called "sincerity as my self"). dan beberapa cerita-cerita lain yang tampaknya sangat asing atau justru kita mengenal dekat dengan cerita itu. bahkan tak jarang terjadi pada kita.

Yang kita lakukan hanyalah menilai dan membuat suatu alur plot tentang cerita-cerita tersebut dalam suatu aliran nada yang mungkin saja tetap sumbang untuk didengarkan. "Demi Cinta", sebuah kalimat dengan dua kata ini yang menjadi topik bagi semua orang hidup didunia.


Demi cinta kita terhadap Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, kita mampu menjadi orang yang benar dan berusaha benar.

Demi cinta kita terhadap dunia, kita mampu menguasai dunia atau bahkan kebanyakan hanya mati ketika mencobanya.

Demi seseorang yang kita cintai, kita menjadi sesuatu yang terkadang tidak kita inginkan.

Demi cinta kita terhadap materi yang bernama uang sehingga kita menyanyangi betul kantong kita 

Demi berikutnya dan demi, demi, demikian seterusnya...

Sebetulnya apa yang diperjuangkan dalam setiap sebuah cerita? apa demi, demi yang disebutkan diatas?

Jika kita mengharap hujan hari turun maka demi apa kita akan berdoa, dan apakah demi-demi itu juga tidak ada kaitannya dengan faedah yang akan timbul selanjutnya sehingga berkaitan dengan sebuah nilai ketulusan?

sebagai contoh :

Jika seseorang melakukan sesuatu demi cinta apakah sebetulnya dia juga mengharapkan sesuatu dari yang dicintainya, misalnya perasaan yang sama? atau demi cinta ia melakukan sesuatu agar ia dapat dilihat sebagai orang yang gigih dalam memperjuangkan cinta?

Jika seseorang berbicara demi kepentingan masyarakat, apakah seseorang itu dijamin tidak mengharapkan imbalan dari orang banyak itu? atau memang is menonjolkan diri sebagai mahluk yang dominan diantara orang-orang yang berada di lingkungan tersebut?.

Lalu apa dibalik semua cerita yang terlihat oleh mata apakah sebuah nilai? yang akan timbul saat kita melakukan sesuatu dimana orang lain yang mempunyai penilaian atau justru sebuah kebanggaan terhadap diri yang telah menguasai diri sendiri dalam konteks beberapa pilihan yang telah ia ambil dalam hidupnya, bahkan ketika ia memutuskan untuk tetap mempunyai rasa cinta? atau justru itu hanya sebuah kebohongan?

Dan dibalik nilai-nilai itu pada akhirnya memang betul bahwa manusia adalah berbeda, entah itu hati ataupun pikiran. berdiri dengan otak dan hati kita sendiri (own heart and will). kita ungkapkan rasa cinta dan mengenai jawaban, kita tidak pernah berkuasa atas jawaban ya dan tidak. sedangkan jika itu terjawab ya pula tidak menjadikan sebuah jaminan bahwa rasa cinta kita akan abadi dalam ikatan pernikahan. 
[teman saya bilang ini alibi saya] tapi mata kita yang berbicara sementara mulut hanya bisa berbohong berkali-kali, tangan kita adalah cerminan hati sementara otak kita masih dalam lemari.


Kesimpulan yang aneh bukan??? masa bodo teuing a.k.a masa bodo amat! ROTFL a.k.a seuri gogoleran

2 comments: