Wednesday, December 22, 2010

"hidup"

bangun!!

pernahkah kau bicara tentang hidup kawan?

disebuah warkop (warung kopi) seberang pengkolan itu suatu malam kami bercerita tentang sebuah makna. dimana dunia tersebut ada sebuah dongeng bernama "hidup".

diujung bangku dekat jendela nampak seorang renta dengan uban yang memenuhi kepalanya seperti baru keluar dari salon yang bernama salon "hidup"

dia lupa bayar!!!! badannya kurus kering. seorang ibu berteriak didepan warung kopi itu, namun kami masih tak peduli dan menyeruput suguhan kopi hitam pekat yang diracik sama babah liong (seorang china miskin dikampung kami)

sebuah sepeda motor lalu kemudian berhenti didepan warkop, tampaknya dia enggan turun melihat wajah seorang ibu-ibu yang kumal tanpa alas kaki dan membawa parang, sejenak kemudian dia menoleh ke arah kami kemudian memutuskan turun dari motornya.
kemudian dia bertanya "mas, kemana arahnya hidup?"

kami yang ada didalam warkop saling melongo, saling pandang kemudian berpikir.. apa yang harus kami jawab.

kemudian dia duduk dan memesan segelas teh manis.

tak lama berselang seekor lalat "hidup" masuk kedalam teh-nya, yang kemudian mati karena tak bisa mempertahankan "hidup".

si pemuda tadi, lalu meminta ganti teh-nya sama si ibu penjual warung. namun si ibupun bersikeras, bahwa itu bukan salahnya dan tak mau menggantinya.

terjadilah sebuah adu argumen tentang "hidup" nya lalat yang kemudian mati di segelas teh.. mulai dari perkiraan darimana lalat itu berasal sampai pada anak cucu serta tetangganya sang lalat dipertanyakan.

si lain pihak kami yang berada di warkop yang jumlahnya ada 8 orang yang terdiri dari, pejabat, pengusaha, polisi, tentara, preman, pengemis, pedagang dan koruptor yang menjadi juru bicara kami DIAM masih berpikir apa yang harus kami jawab.

di lain cerita seorang pembaca bertanya AKU ada di pihak mana, pejabat ataukah koruptor??? hmmm..... aku jawab akulah "hidup"

perseteruan si ibu dan sipemuda makin melebar seperti pantat si ibu pedagang yang berumur 49 tahun dan "hidup".hehehehe.
setelah kronologis si lalat mati di uraikan dalam berita acara pemeriksaan antara logika dan etika dagang. hal tersebut tidak bisa disidangkan karena kini lalat tersebut bukan "hidup". alhasil tentunya persoalan melebar pada kami yang sampai saat itu masih melongo BINGUNG menjawab kemana ARAH HIDUP.

bersambung ke bagian 2.....

No comments:

Post a Comment