Wednesday, January 2, 2013

peri mimpi

Kamu datang ke salah satu sudut ruangan itu dan membawakanku seorang peri kecil, lalu rambutmu yang terurai panjang dengan lembutnya mengikuti kemanapun angin bertiup, tidak ada hujan saat itu karena ku tahu kamu tidak ingin hari hujan karena sang peri hujan takut akan petir.

Masih sama seperti ketika aku tidak pernah tahu dirimu, hari ini aku tidak saja buta namun aku memeluk kamu sebagai pribadi yang tidak pernah tahu siapa dan apa yang kuhadapi. 

Lalu, ibuku datang menjemputmu menyapukan tangismu dan memberikanmu sebuah senyuman tulus diantara ranting kering yang sedang terbang karena angin dan kemudian terbuai dalam larutnya keharuan akan masa lalu. Sungguh ingin aku diam karena kebencianku pada dunia membunuhku hingga karat dalam hatiku bertambah kemudian rapuh karena usianya, namun aku tidak peduli karena aku sudah punya hatimu.

Perempuan yang datang kala hujan kemudian diam tenggelam dan menghilang setelah hari sudah berganti serta matahari sudah di pelupuk mata. 

ini imajinasiku dikala mendung sudah tertinggalkan jauh sebelum aku mengenal kamu, karena aku tahu aku akan tetap berada disini melukiskan kebingunganku dan tak pernah ada jawabannya.

No comments:

Post a Comment