Sunday, January 16, 2011

nisan hampa

Merdu lantunmu saat senja merangkak dan membunuh cahaya sang perkasa mentari yang dengan kokohnya menancapkan taring siangmu, alam yang pudar digenggam dalam keangkuhan serta keegoisan meninggalkan nisan gersang bagi penghuni alam, namun tetap merdu suaramu terdengar dalam kelelapan hembusan angin yang kian mengabarkan bahwa hutanku kini bersedih. Menangis dengan indahnya hingga telinga ini tak bisa mendengar lagi jerit tangismu serta pekik kesakitanmu.

Malamku dan bintang-bintangku tolong temani kesengsaraanku dalam pelukan tangis dosa dan ketidakberdayaanku, bangunkan aku dalam cerita malam pelepas tidurmu…
Aku tak ingin tetap berada disini menunggu kehancuran yang akan kudapat saat bersamamu menangis menyisakan derita yang menusuk kalbuku..

No comments:

Post a Comment