Kau tahu saat tertentu saat aku sedang menunggumu, kurasakan bahwa aku adalah satu-satunya yang merasa kesepian dikota yang sangat besar ini, berdiri dengan kedua kaki ini dan berat melangkah menuju kedepan walaupun aku jatuh terjengkang kebelakang ketika aku mencoba dan mencobanya, tapi aku yakin ini semua bukan alasan yang tepat ketika kau datang dengan cinta dan pergi membawa luka borok yang penuh dengan penyakit-penyakit pengaruh omong kosong. Aku masih disini berdiri tetap pada kakiku dan melangkah walupun kini aku jatuh lagi dan tersungkur kedepan, aku tidak mendewakan apa-apa, hanya Tuhan yang menolongku dengan lingkungan baru yang kukenal dengan seseorang yang benar-benar baru dan aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi lagi nanti.
Aku sendiri dan sendiri mencari tenang dalam bayang-bayang yang hampir saja sirna untuk kesekian kali, bersanding dalam kegelapan jiwaku menerangi pelita yang aku belum bisa melihatnya dengan mata batinku. Dan aku berjalan dalam roda setengah langkah yang kuberanikan untuk sekali lagi bahwa aku masih berdiri mengemban tanggung jawabku sebagai manusia yang bertahan dan melawan getir dalam kepalaku. Sebuah tempat yang sangat kurindukan dan aku sendiri tak pernah tahu apakah memang ada sebuah tempat yang bernama tenang itu. Dari bentuk persahabatan, cita dan cinta yang hadir sebagai sebuah rasa dalam kehidupan ini, yang selalu ingin ku tanyakan dalam masa-masa transisi perubahan dunia dimana norma kesopanan sudah semakin pudar dan norma-norma kebaikan sudah terlupakan berganti rezim kapitalisasi yang membutakan, semua itu tak ada artinya sama sekali!! Kemana perginya masa lalu yang begitu indah dan dipenuhi dengan semerbak harum bunga kebersamaan dan rasa saling percaya yang selama ini aku yakini inilah bentuk dunia yang seharusnya terjadi bukan hanya gumpalan kosong berisi materi-materi yang membudakan jiwa-jiwa manusia. Tak ada lagi halnya seperti sebuah perpisahan yang berangsur-angsur terlupakan dan hilang begitu saja, ya…. Memang telah terjadi sebuah bentuk pembantaian nilai-nilai yang sama sekali tak ada artinya dibandingkan dengan tuntutan-tuntutan semu yang hadir dikehidupan ini, dan sungguh sangat mengibakan ketika pikiran-pikiran ini telah hancur oleh kontaminasi jaman dan melupakan sesuatu yang mungkin dapat menyelamatkan kita dari KEHANCURAN!!!!!
Pandangan aku tidak kabur sama sekali yang kulihat adalah suatu yang nyata, sebuah pengkhianatan sistem yang masuk dalam dilemma keseharianku, dan tetap sadar bahwa aku masih tetap aku dan kulakukan apa yang harus aku akui. Bukan karena persahabatan yang tak mungkin saja hilang ataupun cinta yang bertepuk sebelah tangan tapi lebih pada suatu kepentingan hidup sebagai manusia yang merasa hidup bersosial dan semua tentunya tak akan begitu saja pudar atau larut dalam buaian tuntutan jaman, semua ada awal dan akhir tapi akhir itu bukan segalanya yang membuat aku jatuh dan tersungkur kemudian bangun dan kembali dijatuhkan. Pada akhirnya aku tetap seorang diri menjadi sesuatu yang hampir pudar dalam ingatan dan tercampakan eksistensinya dalam gelap malam yang semakin tak terasa gelapnya oleh canggihnya perkembangan jaman ini, walaupun hal ini dan hal itu tak bisa kuterima, lalu apa yang harus aku lakukan demi masa yang tenang itu.
Sahabat seandainya engkau masih mendengarkanku, tentu kau tak akan dapat larut dalam cerita ini karena kau bukan aku yang mempunyai jalan penuh cabang dan aku bingung menentukannya. Engkau juga mungkin tahu aku hanyalah sebuah kata sifat yang kaupun enggan melafalkannya, dalam hati ini masih kusimpan berjuta kata yang kita pernah bangun bersama dan jatuh bersama, tapi tidak saat ini.. kau sudah menjelma menjadi cinta yang pekat dan kau menjadi alamku, alam yang tidak pernah kuinginkan sama sekali. Bahkan kau telah menghitamkan sebagian duniaku yang merupakan sisa-sisa dari bentuk perjuanganku yang kini telah berubah menjadi kedengkian yang terus menerus menghantuiku… sungguhpun aku ingin merubah semua itu mejadi bentuk semula yang tak pernah kutahu wujudnya seperti apa.
Pada saat-saat tertentu kau datang mengikiskan beberapa derita yang ku alami dan membuatku tegar berdiri dan aku merasa mempunyai sesuatu yang sangat berarti yaitu persahabatan, dan iya…. Kita sudah menjalaninya beberapa tahun kebelakang sampai pada saat manusia ini membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekedar itu, sedikit demi sedikit kau menghilang dan meleburkan diri bersama kenangan yang pernah kita buat bersama. Apakah aku ini hanyalah seseorang dengan sosok yang begitu egois dan idealis sehingga semua itu tak bisa kurubah pada saat aku merasa bisa mejadi seorang perubah yang pada akhirnya aku terbang dan tenggelam. Semua itu banyak artinya sahabat, saudara-saudaraku dan itulah yang akan menumbuhkembangkan ku mejadi sebuah pikiran yang datang dan menampilkan beberapa keputusan yang aku buat sendiri sebagai orang yang bebas dan merdeka dan keyakinan akan keputusan inilah yang juga akan membangunkan ku kembali dalam pembalasan dendamku terhadap doktrinasi mental yang kuterima sebagai ajaran-ajaran yang semu.
***
Tidak bahkan juga kau cinta yang datang pada saat gelap dan pergi saat terang, kau hanyutkan berbagai macam ramuan yang dapat membawa aku terbang tinggi untuk kemudian kau jatuhkan, kau berikanku setengah jiwamu yang kosong dan setengah lagi bersiap untuk mengambilnya kembali. Aku berjalan bukan tanpa iringan-iringan melainkan semua kehampaan adalah bentuk penjelmaan yang harus kau telaah lebih lanjut lagi.. sayang kau pergi terlalu cepat sehingga kau belum juga akan mengerti bahwa jiwa raga ini telah kuabdikan hampir sepenuhnya untuk cinta yang aku coba rasakan dan rasakan lagi.
Aku juga kemudian teringat satu dan dua hal yang sejenak pernah membekukan aku dalam sebuah ketidakberdayaan yang terlalu panjang untuk dilalui dan aku pernah mencoba untuk berontak namun semuanya hanya sebuah angin lalu yang begitu cepat datang dan pergi, apakah memang aku terlalu memujamu wahai mahluk Tuhan yang telah menaklukan singa-singa hatiku dan telah memberikan aku sebuah pukulan yang jelas sangat dahsyat untuk ukuran sebagai manusia yang merasa punya hati dan rasa, kau terlalu kuat sayangku. Kau begitu hebat dalam duniamu yang sebenarnya aku tidak bisa gapai selama ini, dunia kapital pemuja benda yang bernama uang. Tapi aku akui itu memang yang berlaku diduniamu dan tak seorangpun yang bisa mencegah semua itu, aku sangat mengerti sayang… tenang aku tak pernah punya rasa dendam, jadi jangan takut terhadap aku yang sudah semakin rentan terhadap dilema yang terus menyudutkan aku pada sisi yang lemah dan tak bertepi ini. Aku akan selalu menjadi laki-laki bagimu karena itulah kodratku dan kulakukan apa yang harus aku lakukan dan aku juga bisa meminta seperti banyak orang lakukan kepada Tuhannya. Aku akan tetap berdiri dan menelan semua sakitku sendiri yang kini sudah menjadi rutinitasku pada bulan-bulan setelah kau hilang dan terbang menuju dunia yang kau anggap sebagai duniamu yang bagiku tak lain hanya sebuah dunia kotor penuh dengan keegoisan dan keangkuhan semata!!
***
Yang pada akhirnya cambukan ini begitu sangat berarti dan membuatku bingung dalam sekejap mata dan bertahan dalam cawan kosong setelah kau tumpahkan isinya.
No comments:
Post a Comment