Aku terdampar disini, disebuah sudut ruang gelap tanpa arti, tak bernama, tak teraba bahkan hampir tak ada sisi yang terlihat sebagai pandang atau pemahaman terhadap sebuah arti yang justru juga tidak mempunyai judul apapun.
Sebuah kotak mengerti yang tidak mempunyai titik penerangan yang menjelaskan bentuk atau rupa akan sebuah pertanyaan yang sudah termakan usia tentang siapa dan siapa saja ataupun kenapa dan kenapa, memang bukan sebuah pertanyaan filosofis apa dan karena apa namun melainkan sebuah sisi mengerti akan beberapa hal yang seharusnya adalah sebuah pemahaman tentang bentuk, ruang gerak atau bahkan cara pikir.
Nilai bukan merupakan paham atau mengerti namun lebih pada hasil pandang yang bukan merupakan sebuah gagasan walaupun pandangan atau nilai kemudian menghasilkan gagasan namun hal tersebut kemudian tidak bersifat mutlak dikarenakan dalam rangka paham adalah mengerti terhadap siapa diri kita atau dimana kita berdiri.
Terdampar bagiku bukan sebuah akhiran yang menyudutkan atau memang akan menjadi sebuah pekuburan. Ternyata paham kita adalah manusia bukan saja letak dimana mata atau cara menghubungkan logika berpikir atau bagaimana hati merasakan namun lebih pada aspek kesadaran bentuk terlepas sempurna atau tidak, kesadaran akan keberadaan inilah yang mengingatkan kita pada Tuhan yang menciptakan dalam kaidah hubungan vertikal seorang mahluk-Nya dan kewajiban- kewajiban terhadap penciptanya. Kemudian dalam kaidah horizontal yaitu hubungan antar manusia ternyata mempunyai jalur yang lebih berbelit-belit diantara sekian juta pemikiran atas manusia itu sendiri dengan otaknya masing-masing, keegoisan ataupun kebutuhan secara sosial yang disebut lingkungan yang kemudian menghasilkan nilai, ilmu pengetahuan bahkan perasaan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment