Aku adalah sebuah karangan cerita pada waktu yang tak pernah ada dan membawaku pada sebuah dilema yang sebenarnya patut ku syukuri sebagai anugrah terindah yang pernah ku dapat, dan bayangan ini yang masih menemaniku setia dalam mimpi-mimpi yang tak pernah sedikitpun absen dalam kepalaku. Terkadang cerita ini membawaku terbang pada suatu tempat yang tak pernah terpikirkan olehku untuk berada disana, lalu akupun dengan mudah terlena sehingga akupun tersungkur menuju kedalaman tak bertepi sehingga alam inilah yang menyadarkan aku untuk tetap berdiri dan menggapai-gapai tepian yang belum sampai pada saat ini. Cerita ini pula terkadang memaksaku untuk banyak membuat sebuah bayangan keindahan yang aku tak bisa menemuinya sehingga yang ada kian semu dan tak bercorak karena semua warna telah pudar oleh sebuah tuntutan kosong yang tak sedikitpun berangsur punah pada masa-masa itu.
Luka ini menyisakan banyak kenangan yang sedikit demi sedikit berkumpul dan menjadi boomerang untuk memukulku kembali dan kembali sampai aku merasa mati, tapi aku sendiri tak ingin merasa seperti ini, aku melawan dan melawan getirku sendiri yang berubah menjadi kesakitan aku sendiri, lalu aku harus mengadu kemana lagi… setelah sesuatu yang aku mengerti sekali bahwa hal inilah yang akan menjadi satu bagian hidupku hilang begitu saja tanpa cerita dan penghargaan yang aku seharusnya menerima sebagai medali dihatiku yang akan kubawa menjelang akhir-akhir hidupku dan akan menjadi sebuah cerita tanpa akhir. Aku akan tetap menjadi seorang penyendiri yang kepalanya berisi sesuatu tentang kekosongan dan kehampaan, saat aku luka dan terbaring lemah tak berdaya dalam imagiku yang kian menyudutkanku pada sebuah tirani duniawi yang berkepul dipenuhi materi-materi yang menyesakan kedua belah otakku, aku tak mampu menahan semua getir itu yang ada hanya berkaca pada cerminan diri bahwa aku telah hidup didunia yang berbeda pada saat bersamaan aku berusaha berjuang hidup dalam duniaku yang penuh dengan noda hitam dan berusaha untuk menghapusnya… pergelutan jiwa inilah yang kemudian membawa nada dalam batinku untuk tetap pada hidupku sehingga tak ada lagi kabut hitam tebal bernama materi disekelilingku. Aku membangun sesuatu yang nampak seperti ada artinya ketika kesusahan hidup itu makin terasa artinya ketika ku mulai dapat melewatinya satu-persatu dan tak sedikit pula aku terpental jauh oleh kekuatan yang begitu dahsyat sehingga apa yang telah berusaha kubangun luluh berantakan dan kudirikan kembali dengan hanya menapak pada keyakinan pada diriku sendiri.
Aku pernah menyangka bahwa dewi penyelamat telah hadir untuk membangunkan aku dari mimpi buruk yang selama ini meggerogotiku tapi aku tersadar sendiri bahwa semua ini adalah sebuah kebohongan belaka dan mencelakakan aku dari tiap perlakuan yang kudapat dari sebuah arti persahabatan dan cinta. Bahwa dari semua hal yang membuat aku kuat dan semakin kuat aku semkain lemah pada dunia yang aku sedang berdiri diatasnya, aku terinjak oleh dewi penyelamatku sendiri dan sekaligus menkoyakkan semua yang ada pada diriku dan menghilangkannya beserta semua lapisan kekuatan yang ada pada diriku, kemudian mendatangkan kembali derita dan rasa sedih yang pernah aku alami sebagai manusia yang penuh dengan ketidak berdayaan.. ternyata itu semua hanya gambaran hidup yang membuat hidup ini begitu banyak warna, walaupun warna tersebut sudah tidak layak menjadi warna karena kekelamannya dan pekatnya.
Pergilah kau…
Enyahlah dari pandanganku wahai saudara-saudara yang pernah semati denganku, semua itu tak ada berarti ketika rasa itu larut dalam buaian omong kosong yang tanpa kau tak pernah mau tahu apa itu… aku sudah terdesak dengan dilemma cinta yang hampir membuatku gila.
Aku telah jatuh sakit dan berusaha berdiri lagi setelah goresan arang memanjang sekujur tubuhku dan tak nampak sama sekali karena aku sendiri hanya bisa menerima dan menerima seperti yang sudah lama kulakukan untuk kelangsungan hidupmu dan dongeng-dongeng dalam kegelapan, wahai sahabat!! Mungkin suatu saat akan datang sebagai mimpi yang baik dan buruknya kau sendiri yang menentukan dan pandanganmu terhadap hidup yang semakin dekat dengan batang hidungku, dan aku akan masih berdiri disini menyaksikan semua itu dengan rasa haru bahwa hidup ini yang akan mematikan kita. Saat yang kau tak akan mengerti wahai jiwa-jiwa ikatan yang telah kujalin dan kusambung dalam lingkaran batin dan membelenggu kata hatiku selama ini, aku akan bangun dan membawamu dan menunjukan sesuatu yang tak pernah kau lihat dari sekedar kapitalisasi dunia yang kau agung-agungkan sebagai pembawa cerita melintasi alam kelam yang kita pernah lewati bersama… maaf sekali lagi itu bukan kebersamaan yang kita pernah ucapkan.
Kata ini bukan datang untuk menghina sebuah pernyataan seorang dan seseorang, karena aku sadar bahwa aku tetap bukan apa-apa bagi dunia yang besar ini, aku masih dalam keyakinanku yang melangkah dalam kegelapan dan membutakan seluruh alam jagad raya ini sehingga yang nampak hanya kemunafikan dan keangkuhan semata.
Tuhan, apakah memang sangat susah untuk menemukan keikhlasan dalam diri yang menerima semua ini dengan bentuk-bentuk yang tak lagi berbayang dan yang nampak hanya ketakutan. Ketika semua ini kuterima dengan kedua tangan terbuka berbagai cacian dan makian bahkan tebaran benih-benih kebencian sudah menghadang jalanku aku masih tidak bisa menerimanya setelah sekian lama saudara-saudaraku yang aku pernah bertaut dengannya kini berganti dengan kata-kata pedas pembawa dewa perang yang aku tak harapkan. Aku sendiri tahu aku buta dan tak dapat melihat tapi kedua mata ini cukup merasakan pedihnya pandangan kabur ini yang aku skeptis terhadapnya, aku bukan hanya orang aneh… aku hanya manusia yang sekali lagi hanya bisa mencintai tapi tak dapat kau cintai wahai saudara-saudaraku. Biarkan aku hilang!!
No comments:
Post a Comment