Kopi dan berbicara tidak sedikit harus memecah sunyi atau dengan gelak tawa. saat cermin tercipta ia berpengalaman bahwa hari ini akan menjadi hari ini. Dokter Emerald di sebuah tepian danau Cileunca saat dingin menusuk bercermin pada dinding air permukaan yang berkabut, Jika segelas kopi adalah kesadaran maka biarkan aku paham dulu untuk bercermin. Dokter muda berseru kepada seorang hitam legam di warung kumuh yang hampir rubuh.
Pada dinding air dia sentuh dengan ujung jari memecah pencerminan kemudian bertanya, Jika ini adalah pemahaman kenapa bayangan ini tanpa nyawa kenapa dia bergerak menghilang? atau dia takut dengan hidup itu sendiri? Dokter Emerald kemudian merenung dan diam laksana patung, saat kopinya datang oleh si penjual warung yang tubuhnya hitam legam.
"Saya datang dengan menari ketempat ini untuk menyediakan kopi Pak Dokter".
Pemahaman sadar untuk berpikir adalah kenapa harus kopi yang tersuguhkan bukan segelas anggur yang mengangatkan, lalu Dokter Emerald mencoba melukiskan gambar hidup di atas tanah menggunakan ranting yang berserakan.
"Sebuah pemahaman filsafat adalah pemahaman terhadap kopi itu sendiri" Kata sang penyaji kopi!.
Cogito ergo sum ternyata bukan aku berpikir maka aku ada, pesanlah secangkir kopi dan kemudian pahami. Seberapa ruang refleksi atau ruang hening yang harus diam untuk tertidur pulas atau justru hendaklah berpikir sebagai rangkaian kalimat paham dan diam. Kopi hanya satu kata saja seperti rokok atau hidup yang juga satu kata saja sementara kata rokok adalah asap yang keluar kemudian mengepul beberapa masalah sebagai pelampiasan hati. lalu kopi? Apakah hidup itu sendiri bukan pelampiasan? atau justru pembunuhan untuk mengerti hidup. sementara hal ini belum melebar pada cinta.
Penjual hitam legam itu duduk diam di sebelah Dokter Emerald, Dia menepuk bahu sang Dokter dan mengadahkah tangannya. "Itu tanda sabar dan solidaritas sedangkan tangan ini meminta bayaran hidup" katanya. Dokter Emerald tersenyum.
Hidup dan pemahaman bahkan terpisahkan oleh bentangan kebutuhan dari hidup sendiri. Dia menengguk kopinya, menelannya tanpa merasakan. Pahit adalah bentuk simbolis saja tentang susah lalu merenungi ruang hening diam apakah setara dengan masalah yang ada? atau hanya sementara saja sebelum kita paham? Berapa harga secangkir kopi yang agak pahit ini dan harus tambah berapa harga untuk memaniskan kopi yang akan tidak menjadi kopi setelah manis.
"Kamu bilang kamu menari apakah itu termasuk hidup juga?" Tanya Dokter Emerald. Si Hitam legam tersenyum.
Takkan ada hari bila hujan sementara untuk menari saja tak kan pernah tahu dan diam sejejak berapa langkah. Untuk itu pun sudah hilang pahitnya, tersisa ampas kopinya. Mengunyah diam namun kemudiam berbahasa ternyata kopi saja tidak cukup.
No comments:
Post a Comment