Pernah kah kau ketemu dengan seseorang perempuan yang pada akhirnya kau merasa bahwa kau sedang berkaca pada dirimu sendiri entah itu dari satu sisi saja kau melihatnya ataupun dari beberapa sisi yang pada akhirnya kau berkata sial pada dirimu sendiri?.
Sebutlah seorang perempuan bernama Ngatiyem, tidak terlalu elit memang namanya dibandingkan dengan nama-nama kota seperti Grace atau Cindy. Namun Ngatiyem ini merupakan seorang perempuan yang memiliki sesuatu yang tidak dimiliki perempuan lain "keunikan", Unik karena dia selalu merasa tidak normal ditengah orang-orang yang berjuang dengan pencitraan sebagai orang normal, Ngatiyem tidak pernah merasa luar biasa namun merasa bahwa dirinya adalah perempuan yang tidak normal bahkan cenderung terbelakang sehingga menjasikan dirinya begitu sangat luar biasa.
Ngatiyem adalah sosok seorang perempuan cantik menurutnya dan perempuan yang sangat menarik menurutnya, umur dia belum memasuki separuh baya kalau menurut dia jika abad adalah berjumlah 100 maka umur dia adalah seperempat abad setengah (???). Seperti kata dia hal ini tidaklah harus dibahas, karena umur adalah hanya perpanjangan nama dari waktu dimana umur sendiri hanya mengikuti waktu sedangkan pemikiran itu berdiri sendiri tanpa embel-embel bernama umur, dengan kata lain kedewasaan bukan terletak pada umur jadi jangan kita membicarakannya.
Dia berkulit putih namun membenci kulitnya yang putih karena baginya putih itu tidak seksi (terserah katamu lah yem... kata orang-orang sekitarnya), berambut panjang dengan mata agak kecoklatan mirip sama maria ozawa eh salah... mirip sama artis Indonesia ya kurang lebih seperti Intan nuraini versi KW.
Ngatiyem bekerja di perusahaan asing yang bergerak di bidang pertambangan, dia bekerja sebagai akuntan yang kerjaannya setiap hari cuma berurusan dengan kwitansi-kwitansi makan bosnya serta pembelian celana dalam bosnya, namun Ngatiyem tidak pernah mengeluh. Dia menikmati pekerjaannya lebih dari dia menikmati mie ayam di depan kantornya setiap pagi. Setiap datang ke kantor setiap hari dia selalu memakai pakaian yang berwarna warni dengan rok nya yang cukup menggoda iman para engineer di kantornya. Warna yang dikenakannya pun terkadang seolah mewakili warna-warna partai politik di negara kita, dia bilang kalau warna yang dipilihnya itu untuk melambangkan bahwa dia sangat menyukai perdamaian (agak tidak nyambung tapi whateverlah kata dia).
Cara berpikir Ngatiyem ini sangat unik karena cara pandang hidupnya seolah tidak pernah ada beban baik itu di keluarganya ataupun di kehidupan percintaannya. Ngatiyem adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara, ayahnya tidak diketahui rimbanya karena kabur dengan perempuan lain, sementara ibunya adalah seorang ustadzah yang setiap dia menelpon selalu dinasehati perkara-perkara agama. Kakak-kakaknya sudah menikah semua dan bahkan dua diantaranya sudah menikah untuk kedua kalinya dan dari hasil perkawinan pertamanya dua kakanya meninggalkan 3 anak yang kemudian diurus oleh neneknya yang notabene adalah ibu dari Ngatiyem, secara tidak langsung Ngatiyem juga yang membiayai ketiga anak tersebut karena kakanya sudah sibuk dengan istri-istri barunya. Namun kendatipun begitu Ngatiyem tidak merasa terbebani dan menikmati hari demi harinya.
Satu hal yang paling Ngatiyem sukai adalah kopi pahit!, menurutnya kopi pahit adalah filosofi hidup dimana proses kehidupan adalah rasa dari kopi yaitu pahit namun walaupun pahit jika dinikmati berulang-ulang kita akan paham betul rasa pahit itu, begitupun dengan proses kehidupan. Kopi itu sendiri menurutnya adalah lambang sebuah supremasi akan dirinya sendiri dimana kopi diseduh dengan rasa cinta maka akan menghasilkan kopi yang lain begitu pula halnya ketika kopi tersebut dihidangkan oleh seorang istri yang tulus kepada sang suami (percayalah kalau Ngatiyem sudah membicarakan kopi, maka jika diurutkan akan tidak cukup satu minggu untuk membahas ini dengannya). Ngatiyem juga tidak pernah meminum kopi lebih dari tiga cangkir setiap harinya karena menurut dia seperti halnya hidup jika berlebihan maka akan berakibat buruk, begitu pula jika kurang maka tidak memberikan manfaat apa-apa jadi tiga cangkir menurut dia adalah porsi yang sangat ideal menurutnya, dan karena itupulalah dia tidak mau disebut sebagai pecandu kopi atau coffee junkie, dia menyebut dirinya pecinta kopi atau coffee lover.
Entah karena dari cara pandangnya atau cara dia menikmati hidup, hampir semua orang yang dia kenal selalu menjadikannya tumpuan masalah atau dengan kata lain Ngatiyem pun kini menjadi konsultan kehidupan bagi teman-temannya. Dari setiap nasihat yang keluar dari Ngatiyempun sangat masuk akal dan bisa jadi sebuah solusi yang sangat menarik bagi temannya.
Ngatiyem adalah seorang pribadi yang sangat kritis, terutama terhadap kedisiplinan masyarakat dan pemerintah.
Pernah dia menuliskan status di facebook yang isinya "ah gila ni pemerintah kenapa mesti membuat peraturan kalau jalan kaki sebelah kiri, hasilnya semua mobil yang lewat dibelakang gue liat pantat gue tanpa ngeliat muka gue, negara mesum!" alhasil statusnya itu di like oleh setengah pemakai facebook di Indonesia.
Pemikiran-pemikirannya yang nyeleneh mengenai rusaknya sebuah negara yang berdasar dari kedisiplinan seorang manusia yang menyerobot antrian pun sebetulnya sangat masuk akal namun karena Ngatiyem hanyalah seorang perempuan bahenol yang tak ada paras politikus hasilnya dia hanya bisa men-tweet statusnya di twitter dengan status "anj**g kopinya pahit euy!". itupun di re-tweet oleh hampir seribu orang yang diam-diam memperhatikan si Ngatiyem.
Ngatiyem adalah seorang pribadi yang nyentrik, dia sangat suka dengan musik walaupun tak pernah tahu siapa dan apa judul lagu yang dia suka. Dia adalah penyuka musik sejati pendengar jazz eh rock eh dangdut eh melayu eh apalah itu dia tidak pernah mau tahu, yang pasti menurut dia inilah seni berekspresi dimana nama tidak dibutuhkan dan jika ada nama maka itu hanya bertujuan sebagai komersialitas saja. seni ya seni bukan bohong atau pun berpura-pura tegar ternyata dihatinya penuh dengan kesakitan. Bahkan menurut dia tidak pernah ada yang namanya kesakitan hati, yang ada hanya pembelajaran hati yang tidak terpatok oleh nilai yang dibuat oleh orang lain. kita ya kita menurutnya.
Ngatiyem juga seorang pecinta hujan, menurutnya hujan adalah sebuah berkah luar biasa yang diberikan oleh Tuhan, dimana hujanlah yang memberikan kehidupan dan kebutuhan kita akan air untuk menyirami dan menumbuhkan pohon dan tanaman disekitar kita. Dia menyebut dirinya sebagai rain lover, dia tidak percaya bahwa pecinta hujan adalah seseorang yang suka menangis saat hujan sehingga hujan bisa menyamarkan tangisannya, omong kosong menurutnya, hujan tidak pernah berbohong terlebih untuk menutupi luka hati seseorang. Jika hujan adalah tangisan maka menangislah tanpa ragu hingga keluar semua beban didada namun bukan untuk menutupi rasa sakit!. Hujan adalah ekspresi hati, seperti kemarahan yang tersalurkan kesedihan yang terhanyutkan dan kesenangan yang mengajarkan kita tentang rasa syukur.
Ngatiyem adalah seorang pelukis yang biasa melukis warna hitam siatas media berwarna putih, atau mungkin kata warnanya harus dihilangkan karena menurutnya hitam adalah bukan warna melain media dan putih yang sebagai warna hanya bersifat dasar atau penyeimbang dan penyelerasikan antara warna satu dengan lain. Dia tidak suka dengan keramaian yang berisi manusia ataupun hal-hal yang ditimbulkan oleh manusia termasuk konser musik, walaupun dia suka musik namun dia pilih untuk menikmatinya saja sendiri karena menurutnya, sosialita keramaian adalah sosialita melihat dimana didalamnya kita akan melihat kecemburuan, iri, dengki, menggunjingkan orang lain dan sebagainya. Namun kendatipun begitu Ngatiyem tidak peenah menolak jika diajak sama temannya memasuki keramaian karena menurutnya juga ada saatnya kita harus belajar dari apa yang kita lihat dan sebisa mungkin ikut juga merasakan apa yang mereka rasakan.
Ngatiyem... adalah orang yang merasa tidak normal diantara orang yang merasa normal.
No comments:
Post a Comment