Sejauh semata hanya 5 centimeter saja terlihat namun bukan seperti tendangan tanpa bayangan yang menjatuhkan atau membekukan didalam lemari es. Gila... anehlah sudah tanpa batas.
Apa rasanya menghilang tanpa bayangan? tidakkah itu menjadi suatu mungkin saat hujan saja masih meninggalkan bekas, aku tertanam di daratan kering yang hanya pasir saja mengisi tubuhku. Bukan hati kawan, sahabat dan yang tercintaku.. itu semuanya sebuah kajian dari wacana yang meneriakkan kegalauan tanpa terucap.
Aku bertuliskan "orang aneh jatuh cinta".
Jatuh berarti tersungkur tanpa memegang tongkat atau kursi roda yang kemudian menuntutku menjadi seorang kawan bagi bayannganku, tapi bukankah bayangan sendiri bukan aku yang melukisnya, hanya sebuah bias biasa yang tak menyerupai aku namun tergaris bentuk lekuk tubuh kurusku.
Aku bertuliskan "orang yang tidak berusaha menjadi normal".
Bukan kah normal adalah sebuah kebiasaan yang tidak sama sekali huruf mati sehingga mempunyai nilai absolut ataupun mempunyai hak paten dan dipublikasikan untuk dipajang di toko ikan berlabelkan harga yang sangat biasa dan saat orang lain membelinya akan sama saja dicerna dan menjadi kotoran yang mengandung pupuk organik dan gas yang entahlah apa penafsirannya.
Aku bertuliskan "Siapa yang gila?".
Saat berjalan di keramaian yang kusebut kumpulan kotak yang mempunyai garis tebal dengan kunci gembok sebesar pasar lalu tersisa hanya celah untuk mereka yang di dalam kotak itu mengintip keluar dan melihat siapa dan apa diluar lalu kenapa aku yang menjadi cukup normal yang membawa ember berisikan ikan untuk kuberikan pada lumba-lumba yang notabene bukan siapa dan bukan apa.
Aku bertuliskan "orang gila berpelana kuda".
Aku naik delman dan duduk di samping kusir yang sedang bekerja!.. lalu aku adalah kuda tercambuk demi kecepatan tanpa mesin sport dan knalpot garang di bokongku. lalu aku beli kacamata tanpa kaca, aku letakkan di pelipis kiri dan kananku, aku tidak bisa tahu siapa di sampingku hingga seorang bilang "hey aku cinta padamu!". Sial!! aku tetap tak bisa melihat disampingku, lalu bokongku dicambuk kembali oleh pak kusir yang sedang bekerja. Ternyata aku tidak duduk disamping pak kusir!! akulah sang kuda!.
Aku bertuliskan "jika anda merasa gila maka anda tidak akan berada disini!".
Hei, aku sudah mengecat kamarku dengan warna hitam! lalu kulukiskan cerita ditembok itu, sedikit grafiti tanpa warna dan sedikit gambar perempuan tempat aku memadukan bukan warna hitam dan warna putih. Tapi kenapa semua orang menertawakan aku dan berkata "hei kamu gila! tempat kamu bukan berada disini!". Aku pun mengadu pada seorang wanita yang berpakaian serba putih lalu aku diberi sayuran kemudian leherku diikat disebuah pagar, diberikannya aku minum lalu disuruhnya aku meminum obat bertuliskan "anti stres!".
Aku bertuliskan "disini tempat menunggu hujan!".
Saat pagi aku diberi makan saat itu pula bisa kulihat gelembung yang keluar dari selang bertuliskan "made in china". Aku bisa melihat batuan disekelilingku seperti karang dengan pasir serta rumah-rumahan dan tanaman plastik yang kadang ikut melambai saat gelembung udara itu naik kepermukaan. Akupun punya teman seperti rupaku, setiap saat aku ajak bercanda dan dia menirukan semua perkataanku, dia bahkan meniru semua gerakanku. Saat malam seminggu hampir datang entah aku lupa atau gila, ternyata aku hanya seorang ikan yang hidup di akuarium saat ada orang yang datang dan menawarku seharga sekilo cabe rawit. Pantas saja hujan tak pernah datang! aku ber insang!!.
Aku bertuliskan "awas anjing galak!".
Aku bersekolah disekolah kepribadian yang membuatku pintar duduk dan berguling, bahkan saat berjalan aku diajarkan untuk menunjukan taringku. Kata mereka biar aku memiliki karisma dan wibawa, aku juga diajarkan untuk tidak menerima suap walaupun itu tulang rusukku sendiri yang konon katanya dekat ke hatiku. Malam hari ini giliran aku berjaga dan hanya diberi makan makanan sisa berupa tempe bacem dan tahu bacem buatan china, jadi awas saja jangan datang malam ini karena setahuku efek makanan ini hisa membuatku kuat tanpa celah.
Aku bertuliskan "Silahkan mengantri".
Entah siapa pemimpinku yang aku berada dilintasan terakhir lintasan balap tanpa boleh aku menyusulnya, aku hanya diperbolehkan mencari gula untuk persediaan makan kaumku. akupun tak boleh melirik sang ratu yang sangat jelek namun mempesona! beruntungnya aku.
Tapi aku tak boleh mengeluh dan aku laki-laki setia lhoo.
Aku bertuliskan "aku".
........................................ masa?
No comments:
Post a Comment