Pagi benarkah kau tak pernah bercerita kepada siang
Mata yang kau pandang itu ternyata adalah kegelisahan
Sementara waktu yang kau angkat dari perapian tak juga membeku
Apakah kau akan bertanya hingga senja
Dan kemudian malam yang kau benci akan menemanimu
Jika buruk bicara maka tak usah bercermin
Biar dia benyanyi sementara kau tak punya telinga
Lalu kemanakah merdu yang kau elukan dari hati
Apakah langit tidak berwarna biru hari ini
Dan hari kemarin yang kau catatkan dibuku harianmu
Tidak sebelumnya saat matahari tidak tampak
Hanya mendung saja bukan berarti dia tak ada
Tapi jika cermin itu berlekuk tubuh wanita
Aku akan berdiri di pelaminanmu sekarang
Tak hanya memandang kosong suara tapi karena tak berbentuk
Berdiri dan bermimpi
Melukis hari dengan senyum yang kau tahu
Dan aku takkan mengendapkan luka
Saat kau tak lagi menari dalam hujan aku sudah bercinta dengan malam
Mengerus berita dunia dan aku duduk membisu
Aku menemukanmu
Dibawah tumpukan batu yang kugali hari itu
Biarkan aku berkaca pada perempuanmu
Karena dia membenci malam yang tak ku tahu
Aku hanya tahu mata dia saat menangis
Tapi bukan kata cinta
No comments:
Post a Comment