Taken from a friend notes :
Hadiah Pertama: Luangkan Waktu Bersama dengan Penuh Perhatian
Cinta adalah energi kesadaran yang paling murni dan dahsyat dalam hidup. Justru karena kekuatan cinta yang luar biasa ini, dalam hubungan cinta, kita dipaksa untuk menata energi ini dengan begitu banyak ketidakpastian. Terkadang kita mendapatkan perasaan aman, damai dan bahagia, namun tidak jarang pula kita merasakan derita, stres dan rasa kecewa.
Untuk lebih mampu mengelola energi cinta ini, kita perlu melatih ‘otot’ kesadaran cinta dengan baik. Secara singkat ada 4 latihan kesadaran cinta yang bisa kita hadiahkan kepada pasangan, untuk membantu kita menggali pengalaman cinta yang lebih hidup, bermakna, dalam,
Untuk itu, setiap orang yang menjalani hubungan cinta perlu melatih “kesadaran cinta”, yang bagaikan otot, perlu terus dilatih. Selama bulan Februari ini, kita akan membahas 4 Hadiah Cinta, yaitu empat buah latihan kesadaran cinta yang membantu kita menggali pengalaman cinta dengan lebih dalam, lebih bermakna, lebih manusiawi, dan lebih hidup.
Hadiah Cinta tersebut adalah (1) Luangkan waktu bersama dengan penuh perhatian, (2) Mendengarkan sepenuh hati, (3) Memberikan ruang dan keleluasaan, dan (4) Hidup dengan kejujuran total.
Hadiah Pertama: Luangkan Waktu Bersama dengan Penuh Perhatian
Seperti merawat tanaman, yang butuh air dan cahaya secara teratur, demikian pula sebuah hubungan cinta. Ada istilah “make time to make love” – yang artinya luangkanlah waktu untuk memupuk cinta. Memupuk cinta disini bisa beragam cara, dari mulai berbicara dari hati ke hati, rekreasi bersama, kehangatan fisik, hingga keintiman seksual yang dijalani dengan sakral.
Kunci dalam mengukur apakah kita sudah memiliki waktu bersama yang berkualitas adalah (1) sengaja meluangkan, (2) teratur disediakan waktunya, dan (3) dijalani dengan penuh perhatian.
Kita punya banyak SALURAN CINTA yang bisa dipelihara agar terus berdenyut. Dari mulai (1) kesamaan minat, yang bisa dipupuk dengan meluangkan waktu bersama menekuni minat tersebut, (2) ketertarikan, yang bisa dipupuk dengan mengenali dengan jernih bahwa setiap hari kita dan pasangan kita selalu berubah, dan dengan sadar mengenali “diri baru” yang tersedia itu, (3) kecocokan komunikasi, yang terasa ketika kita bisa merasa ‘klik’ untuk membahas apapun, termasuk semua rasa, takut dan harapan dengan pasangan, (4) keintiman fisik, yang bisa dipelihara dengan mengolah energi seksual secara sehat dan sakral.
Setiap pasangan tentunya memiliki daya hidup yang denyutnya berbeda antara satu saluran cinta dengan lainnya, namun saat kita bisa meluangkan waktu secara sengaja, teratur dan penuh perhatian, maka kita memaksimalkan peluang agar cinta tetap berdenyut. Sementara kalau cinta tidak dirawat, sudah pasti akan berangsur-angsur mati.
Saat meluangkan waktu untuk memupuk cinta, ingat juga untuk mengelola lingkungan. Kita butuh ruang privasi, puasa sebentar untuk peralatan elektronik (handphone/blackberry) dan internet (email, facebook, messenger), bahkan terkadang “beristirahat sejenak” dari peran kita sebagai orang tua. Memang mengelola lingkungan tidak selalu mudah, namun sangat penting dalam memurnikan kualitas waktu bersama.
Terakhir, pertanyaan terpenting adalah tanyakan pada diri sendiri, “Apakah dalam hubungan cinta, saya sudah meluangkan waktu secara sengaja, teratur dan penuh perhatian?” Apapun jawabannya, itulah pintu pertama menuju hadiah yang begitu bermakna dalam kehidupan cinta Anda.
* Kualitas hubungan cinta tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak kita mampu menumpuk rasa senang dan bahagia bersama saja, namun juga bagaimana kita bisa saling merawat satu sama lain ketika muncul masa-masa sulit, konflik dan stres. Dan dalam masa-masa seperti ini jugalah, pertumbuhan jiwa masing-masing terjadi dengan alamiah
* Bertumbuh di masa sulit ini sangat tergantung dari bagaimana tiap individu untuk menyembuhkan ketakutan, reaksi hati dan trauma masa lampau masing-masing. Dan sebagai pasangan, kita terkadang perlu memainkan peran ‘terapis’ kepada pasangan cinta, agar dia mampu mengatasi hambatan hati yang mencegahnya untuk menikmati kebersamaan yang melegakan.
* Setelah bisa melatih kesadaran cinta dengan cara meluangkan waktu dengan sengaja, teratur dan penuh perhatian, marilah kita memperdalam lebih lanjut kualitas hubungan cinta dengan hadiah kedua yaitu MENDENGARKAN SAJA SEPENUH HATI.
4 hambatan terbesar dalam MENDENGARKAN SAJA SEPENUH HATI adalah:
* Kita sulit MENDENGAR SAJA karena merasa KITA HARUS memberi komentar, pendapat, saran bahkan solusi. Sebenarnya hampir setiap komentar, pendapat, saran bahkan solusi justru mengganggu pasangan berbicara kita untuk memperoleh kejernihan. Guru saya, Dharma, pernah berkata, hanya 1 dari 100 saran/opini/anjuran kita yang benar-benar efektif bagi penerimanya. Dengan mendengar saja sepenuh hati, pasangan berbicara kita berkesempatan untuk mengungkap isi batinnya dengan jelas, jujur dan lengkap. Dan totalitas pengungkapan ini akan melahirkan kesadaran yang jernih dalam dirinya, sehingga pada akhirnya dia akan menemukan saran / jawaban terbaik dari dalam dirinya
* Kita lebih sulit untuk bisa hadir dengan hati yang lapang dan posisi yang netral ketika pihak yang sedang mengungkap isi hati dan masalahnya, adalah orang yang kita cintai dan pedulikan. Ini terjadi pada hampir semua orang, netralitas dan kehadiran yang tidak mengintervensi sangatlah sulit dilakukan pada orang terdekat yang kita kasihi. Justru karena sulit itulah, ini menjadi latihan kesadaran cinta yang begitu baik bagi hubungan kita.
* Kita merasa harus menolong atau menyelamatkan orang lain. Hidup datang dalam bentuk pelajaran yang porsinya sudah ditakar sesuai kebutuhan jiwa setiap manusia. Dan terkadang memang proses belajar dalam hidup itu, harus melalui jalan yang sulit, berat, gelap, bahkan salah. Sadarilah bahwa bukanlah tugas Anda untuk mengubah atau memperbaiki atau menyelamatkan orang lain, tugas Anda sebenarnya hanya hadir, mendengarkan dan mendampingi mereka agar mampu menemukan jawaban dalam nurani mereka masing-masing. Dan bilamana Anda sulit untuk menerima kenyataan ini, tengoklah ke dalam hati, dan sembuhkan hambatan dalam diri untuk bisa menghayati hal ini dalam keseharian, sedikit demi sedikit sudah cukup
* Kita belum tahu keajaiban yang luar biasa di balik MENDENGAR SAJA. Akibat kebiasaan dan pola pikir sebelumnya, ketika berhadapan dengan keluh kesah orang lain, kita lebih suka mengambil posisi ‘berbicara’ ketimbang ‘mendengar’. Kita belum pernah, secara sengaja dan teratur, bereksperimen dalam hidup ini tentang kekuatan ajaib MENDENGARKAN SAJA. Selama 20 tahun terakhir, saya belajar puluhan teknik terapi untuk menolong orang lain, dan terkejut luar biasa karena ternyata pelajaran teknik penyembuhan tersebut jarang sekali dibutuhkan karena ternyata hasil penyembuhan yang ajaib dan sebanding bisa diperoleh dengan pendekatan yang begitu sederhana, yaitu mendengarkan saja sepenuh hati.
Berikut ini adalah beberapa teknik latihan menuju keajaiban MENDENGARKAN SAJA SEPENUH HATI. Luangkan waktu berlatih setiap tahap selama 1 minggu, agar pondasi ketrampilan Anda cukup matang sebelum bergerak ke tahap latihan selanjutnya.
Tahap 1: Hadir Penuh Perhatian & Bernapas
Tahap pertama ini adalah tahapan belajar yang tersulit, bila Anda bisa alami sepenuhnya, maka tahap-tahap berikut justru semakin mudah. Namun bila Anda belum bisa mendengarkan sepenuhnya, maka mempelajari tahap berikut justru akan mengurangi ‘keajaiban’ mendengar Anda.
Begini cara berlatihnya: setiap kali ada kesempatan untuk mendengar, hadirlah dengan perhatian penuh pada pasangan berbicara Anda. Anda tidak perlu mengikuti refleks dalam diri untuk berkomentar, beropini maupun memberikan saran dan solusi. Setiap kali Anda menjadi tegang, atau kurang nyaman, perlahan-lahan rasakan 1 hirupan dan 1 hembusan napas Anda, lalu kembali perhatikan pasangan berbicara dengan sepenuh hati.
Tahap 2: Angguk, Gumam & ‘Iya’
Setelah mulai bisa mengalami keajaiban ‘sekedar hadir dan mendengar saja’, kita akan mempermudah proses mendengar dengan tambahan teknik berikut: sesekali sisipkanlah anggukan, gumaman lembut atau kata ‘iya’, ketika pasangan Anda sedang berkomunikasi. Takaran yang dominan dalam perhatian Anda tetap pada sekadar hadir penuh perhatian dan bernapas, namun sisipan ini akan membantu proses mendengar terjadi lebih natural. Pasangan berbicara Anda pun akan mendapat momentum untuk menuntaskan ungkapan hatinya, tanpa terganggu oleh ‘tersedak’nya komunikasi akibat pendapat, saran dan solusi yang biasa kita sisipkan.
Tahap 3: Repeating / mengulang
Dalam setiap percakapan, ada ritme dan momentum yang kita bisa rasakan sebagai pendengar. Jika Anda merasakan bahwa pasangan berbicara tiba di momentum berhenti, atau hampir berhenti dalam mengungkapkan dirinya, coba lakukan REPEATING, yaitu mengulang sebuah kata / penggalan kalimat darinya yang Anda ucapkan kembali persis sama. Misalnya pembicara berhenti di kalimat, “Saya benar-benar bingung dan tidak tahu harus bagaimana lagi (berhenti…)”. Anda bisa mengulang dengan “Bingung?”, lalu perhatikan bagaimana pengulangan tersebut akan membuat pembicara menggali semakin dalam ke hatinya dan mengungkapkan lebih lanjut masalahnya secara tuntas.
Tahap 4: Bertanya
Ini adalah tahap terakhir yang intinya adalah mengajukan pertanyaan yang (1) sederhana dan tidak rumit untuk dijawab, (2) dekat dengan inti pembicaraan. Saat pengajuan pertanyaan juga sama dengan teknik repeating, yaitu ketika Anda merasa pasangan berbicara tiba di momentum berhenti. Dengan contoh yang sama dengan sebelumnya, Anda bisa bertanya, “Sejak kapan Anda mulai merasa bingung seperti ini?”, atau “Pilihan apa saja yang sudah Anda jajaki untuk masalah ini?”. Jangan ajukan pertanyaan rumit seperti, “Menurutmu apa pesan rahasia Tuhan yang tersembunyi masalahmu di kantor ini?”. Hindari juga mengajukan pertanyaan yang merupakan ‘saran terselubung’ seperti “Bukanlah lebih baik kalau kamu ajak dia duduk bersama dan bicara saja dari hati ke hati?”. Tujuan dari bertanya disini adalah menjernihkan kesadaran pembicara, dan memberikan momentum agar komunikasinya tuntas, BUKAN untuk memberi saran/solusi.
Pengalaman saya secara langsung, baik sebagai terapis maupun dalam hubungan antar pribadi, ketrampilan MENDENGARKAN SAJA SEPENUH HATI adalah bentuk hadiah cinta paling luar biasa yang kita bisa berikan pada setiap orang yang kita cintai dalam hidup kita.
Siapkah Anda untuk mengalami sendiri sebuah cara tunggal paling sederhana untuk : (1) menciptakan keharmonisan, (2) mengatasi konflik, (3) menumbuhkan pengertian satu sama lain, dan (4) mendekatkan hati?
Selamat mendengarkan saja … sepenuh hati.
* Setelah Anda menghayati latihan “meluangkan waktu sepenuh hati”, dan “mendengarkan saja sepenuh hati”, inilah latihan kesadaran cinta ke-3 yang benar-benar akan menguji kelapangan hati kita untuk mengatasi ketakutan dalam diri sendiri. Latihan mengekspresikan diri dengan KEJUJURAN TOTAL.
* Sanggupkah kita untuk selalu menyatakan kebenaran, terutama kepada pasangan yang begitu dicintai? Apalagi bila beresiko memunculkan konflik, sakit hati, bahkan perpisahan?
* Perjalanan kita menuju kejujuran selalu menghadapkan kita pada 2 sisi dalam diri. Sisi pertama, adalah sifat dasar hati yang selalu ingin menyatakan kebenaran dengan sejujur-jujurnya. Sisi ini tahu bahwa kita hanya bisa lega dan lapang, setelah menyatakan isi benak sejujur-jujurnya.
* Sayangnya sisi jujur ini tidak selalu berhasil mendapatkan kesempatan untuk terpenuhi. Alasannya? Ada sisi kedua dalam diri kita, yang penuh kekuatiran, bahkan ketakutan akan resiko menyatakan kejujuran. Ego kita menciptakan rasa takut akan konflik, sakit hati, menyinggung perasaan pihak lain, dan kita juga takut akan perpisahan. Bagaimana kita bisa mengatasi hal ini, sehingga membuka diri sungguh menciptakan kelegaan dan kelapangan dalam hubungan cinta?
Ukuran Kejujuran Total: Jelas-Jujur-Lengkap
* JELAS, artinya kita menyatakan isi benak (pikiran maupun perasaan) tidak secara samar-samar, tidak terlalu umum, dan cukup spesifik sehingga mudah dimengerti pasangan. Contoh kalimat tidak jelas: “Kamu koq kurang perhatian sih!”. Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Si pendengar merasa tersinggung tanpa mengerti apa yang dia lakukan sehingga mendapat predikat “kurang perhatian”.
* JUJUR, artinya tidak membelokkan apalagi membalikkan yang sebenarnya sehingga pasangan bisa memahami komunikasi sesuai dengan makna asli apa adanya.
* LENGKAP, artinya tidak mengurangi komponen isi dari komunikasi, misalnya isi benak kita ABCDE, namun kita hanya sampaikan ABC saja. Komponen D & E yang tidak disampaikan, barangkali sengaja atau tidak, tersensor dalam komunikasi karena kita kuatir bagian tersebut sulit diterima pasangan, atau bahkan bisa memicu pertikaian.
Mungkin Anda punya pertanyaan dalam hati, mengapa harus JELAS, JUJUR dan LENGKAP? Bila Anda cukup akrab dengan sistem email, anggaplah saja benak Anda sebagai OUTBOX, dimana semua email yang perlu dikirim, akan singgah dahulu disana. Jika sudah terkirim keluar semua, maka OUTBOX (batin Anda) akan lapang, lega dan kosong. Jika tidak berhasil dikirim semua, maka OUTBOX akan menyisakan tumpukan email / komunikasi yang tertunda. Demikian pula benak Anda, yang akan menjadi berat, penuh dan sulit sekali lega, bila isinya belum tersampaikan secara lengkap dan tuntas.
Mahalnya Kejujuran Total Yang Tertunda
Jujur memang tidak selalu mudah, karena seringkali ketidakjujuran menjanjikan manfaat jangka pendek yang lebih menarik ketimbang nekat untuk jujur. Namun cobalah ingat juga berbagai “harga” yang harus kita bayar atas kejujuran total yang tertunda:
* Semakin lama kejujuran total tertunda, semakin banyak juga tumpukan beban pikiran, rasa bersalah, serta ketakutan yang menghalangi kita untuk hidup selaras.
* Semakin banyak tumpukan beban ini, semakin mungkin pula energi cinta kita yang murni akan tergerogoti, bahkan lama-kelamaan rasa cinta tersebut akan pudar hingga “mati”.
* Ketika hubungan cinta sudah berjalan lama, dimana ketertarikan satu sama lain mulai berkurang alami, dan muncul begitu banyak perbedaan sudut pandang, sebenarnya kejujuran adalah pilar terakhir yang mampu menyelamatkan suatu hubungan, dan kejujuran yang tertunda bisa mengakhiri harapan terakhir untuk kelanggengan yang baik.
* Berbagai ilmu penyembuhan alamiah, yang sekarang ditegaskan lebih lanjut melalui riset ilmiah, menyadari hubungan antara beban pikiran dan perasaan, dengan tubuh yang bisa mengalami berbagai penyakit fisik karena konflik batin yang tak kunjung tuntas. Bahkan seorang dokter terkenal dari Jerman pernah berkata, “We are only as sick as our secrets” artinya “Kita hanya sakit sejauh rahasia yang kita simpan dalam hati.”
Mengapa Sulit Sekali Jujur Total
Kesadaran adalah langkah penyembuhan yang pertama dan terutama. Setelah menuai kesadaran tentang mahalnya kejujuran total yang tertunda, marilah kita sadari mengapa kejujuran total begitu sulit untuk dicapai:
* Banyak pengalaman hidup masa lalu, bisa yang belum lama berlalu, hingga masa kecil, yang berbekas / traumatis pada batin, dan dalam pengalaman tersebut kita belajar bahwa jujur itu merugikan, menyakitkan, dan lebih aman untuk tidak jujur. Disinilah ketidakjujuran mulai lahir sebagai strategi untuk selamat dalam berbagai permasalahan hidup. Untuk itu, sembuhkan trauma Anda agar terbebas dari hambatan ini
* Berbagai tumpukan trauma batin yang belum sembuh tuntas, melahirkan rasa takut akan konflik, rasa sakit hati dan takut perpisahan / kehilangan. Ini semakin memperkuat ‘radang’ pikiran untuk tidak jujur. Upayakanlah kesembuhan pada ketakutan Anda, sehingga Anda lebih mudah jujur dan lega.
* Kita sering terlalu naif memandang bahwa kehidupan cinta yang ideal dan sehat itu hanya diwarnai oleh pengalaman yang manis dan menyenangkan saja, padahal konflik adalah bagian dari relasi cinta yang sehat. Akibat kenaifan konsep hidup tersebut, kita semakin takut akan pertikaian, dan ketidakjujuranpun akhirnya sering dipilih agar selamat dari konflik. Sadari kenaifan konsep Anda, dan bentuklah konsep relasi cinta yang lebih natural dan realistis.
* Kita belum tahu bagaimana mengungkapkan diri dengan baik. Ketrampilan komunikasi yang kurang terasah, bisa menyulitkan kita untuk menyampaikan perasaan hati dan isi pikiran kita dengan jelas. Untuk itu, pelajarilah teknik komunikasi yang lebih baik, jelas, dan membangun pengertian. Salah satunya adalah Non-Violent Communication (NVC), yang sudah pernah dibahas sebelumnya.
* Kalau kita amati setumpuk rasa takut yang kita pikul dengan detil, kita juga bisa sadari bahwa sebagian besar ketakutan kita tentang apapun, tidak pernah benar-benar terjadi. Kejujuran belum tentu menghasilkan petaka yang pasti. Bernapas, sampaikan kejujuran dengan total, dan pasrahkan hasilnya, lebih baik daripada menunda kejujuran jangka panjang.
Mengalami Langsung Keampuhan “Energi Jujur”
* Dalam hubungan cinta, saya pribadi meyakini bahwa kelanggengan memang penting, namun kejujuran total lebih penting daripada awetnya suatu hubungan. Mengapa? Karena untuk mencapai langgeng ada begitu banyak faktor yang berada di luar kendali kita, sementara kejujuran total, hampir sepenuhnya merupakan pilihan kita sendiri.
* Berteori, dan berdiskusi panjang lebar, tentang kejujuran total saja, tidak akan pernah cukup. Anda perlu berdiri di batas kejujuran, dan ‘siap untuk terjun’ demi mengalami energi jujur secara langsung. Sering sekali hasilnya akan begitu mencengangkan. Untuk bisa jujur dengan pasangan cinta Anda, kita perlu mulai dengan kesadaran yang jernih, dan mulai dengan jujur kepada diri sendiri.
* Ingat, kejujuran total tidak harus diraih dalam semalam. Ketika Anda mampu untuk menyumbangkan setetes ekstra kejujuran di setiap kesempatan kepada pasangan cinta Anda, itu sudah lebih dari cukup. Selalu sadari itu.
Cinta membutuhkan ruang untuk tetap hidup dan bertumbuh.
Selamat datang di bagian terakhir dari rangkaian latihan kesadaran cinta ini, yaitu hadiah cinta yang ke-4. Hadiah cinta ini adalah memberikan ruang dan keleluasaan. Yang dimaksud dengan ruang dan keleluasaan di sini adalah, kapasitas kita untuk memberikan izin, restu dan kesempatan bagi pasangan cinta untuk bertumbuh, berkembang, dan memilih apa yang terbaik bagi dirinya.
Seandainya saja cinta sudah tiada, dan kita tidak lagi peduli pada kebersamaan, tentunya memberikan ruang dan keleluasaan jauh lebih mudah. Bagi saya pribadi, latihan terakhir ini merupakan yang tersulit untuk dilatih, karena untuk dapat memberikannya dengan tulus, ada begitu banyak hambatan dalam diri yang perlu disembuhkan terlebih dahulu. Namun justru karena tingkat kesulitannya paling tinggi, ini pulalah hadiah cinta yang paling berharga dan bermakna.
Ketika ruang dan keleluasaan tidak cukup diberikan dalam sebuah relasi cinta, maka ini bisa muncul dalam berbagai bentuk perilaku yang seringkali tidak sehat bagi kebersamaan. Misalnya, sikap cemburu yang takarannya terlalu berlebihan, dibuatnya aturan main / pembatasan / larangan yang hanya berdasarkan kepentingan sepihak, serta pudarnya keunikan individualitas dalam kehidupan bersama yang mengatasnamakan “demi cinta”.
Mengapa memberikan ruang dan keleluasaan begitu sulit?
Berikut adalah hal-hal yang menghambat kita dalam memberikan ruang dan keleluasaan:
* Perbedaan persepsi tentang “yang terbaik”. Ketika kita mencintai seseorang, secara alami kita ingin yang terbaik baginya, dan “yang terbaik” tentunya merupakan acuan kita sendiri. Padahal acuan kita tersebut belum tentu sama dengan “yang terbaik” bagi sang pasangan. Ketika pasangan cinta membutuhkan sesuatu yang berbeda dengan apa “yang terbaik” menurut kita maka tentunya timbul resistensi dalam diri kita, dan kemudian menjadi ganjalan di hati. Di satu sisi, kita ingin pasangan kita bahagia dengan pilihannya, namun di lain sisi, kita tidak yakin bahwa pilihan tersebut pasti berefek baik bagi dirinya, atau bagi kita.
* Rasa takut dalam diri kita sendiri. Dalam ego dewasa yang telah mengumpulkan serangkaian pengalaman hidup, kita tidak bisa luput dari berbagai rasa takut yang bersarang dalam diri. Rasa takut kehilangan perhatian, takut kehilangan cinta, dan takut hilangnya kebersamaan, seringkali menjegal kemampuan kita memberikan ruang dengan tulus kepada pasangan cinta.
* Trauma yang belum sembuh tuntas. Trauma adalah segala pengalaman dalam hidup yang efeknya masih berjejak dalam batin kita. Jejak trauma ini mampu melahirkan ketidakmampuan kita untuk membuka hati, menumbuhkan rasa aman dan percaya, mencintai sepenuhnya dan memberikan keleluasaan untuk bertumbuh dalam kebersamaan. Tidak jadi masalah apakah trauma terjadi beberapa hari atau puluhan tahun yang lalu, selama jejaknya masih membekas, maka dampaknya tetap bisa menghambat pengalaman cinta di hari ini, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Bagaimana melatih memberikan ruang dengan tulus?
Kuncinya adalah, semua dari 4 hadiah cinta yang saya tuliskan merupakan pondasi yang lapisannya dibangun secara tekun dan bertahap. Jika Anda benar-benar melatih meluangkan waktu sepenuh hati (hadiah #1), mendengarkan sepenuh hati (hadiah #2), menyatakan diri dengan kejujuran total (hadiah #3), maka secara otomatis, memberikan ruang dan keleluasaan (hadiah #4) menjadi jauh lebih mudah.
Berikut adalah beberapa langkah tambahan yang bisa ditempuh, khusus untuk mengembangkan kemampuan memberikan ruang dan keleluasaan:
* Nyatakan perasaan hati Anda dengan kejujuran total. Biasanya ketakutan dalam diri semakin kuat ketika disembunyikan. Dengan berani menunjukkan dengan jujur rasa takut dan segala perasaan hati, Anda lebih punya peluang untuk menumbuhkan pengertian dalam pasangan Anda. Dia lebih mampu untuk melihat bahwa Anda bukan bermaksud untuk menjajah kebebasannya dalam memilih, namun Anda masih berproses untuk mengatasi hambatan dalam diri Anda, yang memungkinkan Anda untuk memberikannya keleluasaan. Ingatlah semakin Anda jujur total, semakin tuntas pula tumpukan sampah batin Anda sendiri.
* Sembuhkan trauma yang belum tuntas pulihnya. Cobalah duduk hening sesaat, kemudian telusuri berbagai pengalaman hidup Anda sendiri. Temukan dan tanyakan pada diri: “Adakah pengalaman hidup saya sendiri, tak peduli sudah berapa lama yang lalu, melahirkan ketakutan saya pada saat ini untuk mempercayai pasangan saya sekarang, atau untuk memberikan ruang baginya untuk menjalankan pilihannya sendiri?”. Menyadari sepenuhnya adalah langkah pertama dan terpenting dalam penyembuhan. Terkadang juga, kita butuh bantuan terapis profesional untuk menelusuri dan menyembuhkan efek trauma masa lalu sehingga kita lebih punya kelenturan untuk bersikap di kekinian.
* Tentukan batasan bertahap dengan memberikan pengertian yang jujur pada pasangan. Misalnya, kita sepakat untuk memberikan keleluasaan ekstra dengan batasan tertentu yang masih memungkinkan pasangan untuk berkembang, dan secara paralel memberikan kita peluang untuk berproses dalam menyembuhkan sisa hambatan dalam diri. Ketika rasa takut atau trauma masih begitu kuat menghambat tapi kita sudah komunikasikan dengan jujur total, berbagai solusi yang bersifat “jalan tengah” bisa muncul sebagai kesepakatan sementara yang sehat bagi kedua pihak.
* Bernapas, ambil risiko dan pasrahkan hasilnya. Seringkali kita perlu mengistirahatkan pikiran dan analisa, dan cukup bernapas. Terjun untuk menghadapi ketakutan kita. Ingatlah apapun hasilnya, pasrahkan total kepada Yang Maha dalam hidup Anda masing-masing. Bisa jadi ketika kita berani, bahkan nekat, untuk memberikan ruang bagi pasangan, maka kita juga menemukan satu pengalaman penting bahwa “Oh, ternyata TIDAK SEMUA ketakutan saya PASTI akan terjadi…”. Dan menyadari pengalaman penting ini, di kesempatan selanjutnya, memungkinkan kita untuk bernapas lebih lega, dan lebih berani memberikan ruang.
Bisakah saya menumbuhkan rasa percaya bagi pasangan?
Secara sederhana, sama seperti kita tidak bisa memilih siapa yang kita cintai, dan seberapa dalam kita mencintainya, menurut saya pribadi, kita juga tidak bisa memilih siapa yang kita percayai, dan seberapa dalam rasa percaya tersebut. Rasa bukanlah sesuatu yang kita pilih, rasa itulah yang memilih kita untuk mengalaminya.
Seandainya saja ada formula ajaib yang memungkinkan kita untuk menjentikkan jari hingga muncul rasa percaya total, saya tentu tidak akan merahasiakannya dari Anda. Namun saya juga percaya bahwa meskipun rasa percaya tidak bisa kita kendalikan dan pilih, memberikan ruang dan keleluasaan bagi pasangan cinta adalah sesuatu yang bisa kita latih dengan sadar dan tekun. Sering melatih memberikan ruang, pada waktunya akan menumbuhkan rasa percaya.
4 Hadiah Cinta adalah Untuk Diri Anda Masing-Masing
Saya tidak bisa memastikan ke arah mana energi cinta kita akan menuntun hidup kita masing-masing. Menjalani cinta berarti berani menempuh perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian. Berusaha mengubah atau memperbaiki pasangan cinta kita, apalagi setelah membaca tulisan tentang 4 hadiah cinta di sini, adalah jalan paling pintas menuju ketidakbahagiaan. Jadi gunakanlah 4 latihan kesadaran cinta ini untuk UNTUK DIRI ANDA SENDIRI.
Sekali lagi, selamat berlatih kesadaran cinta. Semoga suatu saat nanti, kita semua bisa paham dan hidup dalam cinta yang benar-benar “sejati”.