"kau tak mengerti apapun mengenai hidup!" bentak si ibu pedagang pada pemuda.
namun tak kalah sengit pula si pemuda berteriak "Ibu juga tak mengerti menghidupkan apa yang semestinya hidup". kemudian berulang dan berulang seolah tak pernah selesai.
"FIKTIF!!", seorang pejabat yang memukulkan kepalan tangannya kemeja kami, hingga menimbulkan bunyi ledakan yang menggetarkan gelas-gelas kopi kami yang tinggal ampasnya saja. dan sontak saja kami kaget kemudian diam dan menggerutu hingga jawaban dari kami mengenai arah "hidup" detik itu juga mengikuti kata "fiktif", tanpa tahu artinya terlebih dahulu.
sial seperti inilah moral kita"SHOCK THERAPY" yang kemudian menjadi PROVOKASI dan salahnya diturutin pula oleh otak kita tanpa harus repot-repot mencerna.
perseteruan itupun buyar dengan hadirnya kata "FIKTIF" di atmosfir kami saat itu. semua tertuju pada kalimat yang disejajarkan "APAKAH ARAH HIDUP ITU FIKTIF?" atau "ARAH HIDUP ITU SEBENARNYA FIKTIF!!"
masih bersambung....
No comments:
Post a Comment