tak ada yang lain kah selain angin yang membawaku menuju daratan selain hujan yang membelenggu kataku. dan semua yang kukatakan adalah sebuah daratan tanpa hujan
bebicara tentang dirimu tak pernah terkatakan dan aku selalu ada tanpa kau sadari aku ada, "bukan begitu?" kataku mengeluh tentang dirimu.
bawalah hidupku sebagai pelarian dari hujan yang tak kan adalagi matahari yang merindukan hujanmu. bukan berkawan bahasa tapi jiwa tenangmu yang menggodaku untuk mencinta bahkan untuk menjadi diriku pun tak terkatakan. "selamatkan aku!" tetap saja buram kan?
hujan akan tetap turun kawan, sahabat dan pencintaku tak ahal hanya sebuah kenangan namun itu adalah cinta tanpa aku sadari dan anehnya kau tak pernah mengetahui atau justru kau malu!??.
jalan yang ada akan tetap basah dan menjatuhkan ragaku hingga basah kuyup namun aku sebutnya tarian saat seperti kau berlumur darah seperti merubah mata coklatku menjadi biru tersiram cat yang tak pernah kering karena hujan. itulah yang tidak aku khawatirkan dari diriku untuk tetap bergumul dengan hujan, ya karena kau disudut buritan yang sedang indah berdansa sedih namun kau buramkan sekali lagi dengan hujan saat aku mimpikan matahari esok hari.
dari semua yang akan kunyanyikan untukmu adalah "bila cinta sudah mati". seperti kata pujangga dadakan yang kutemui didalam kotak pos yang penuh namun diam. dia menangis berkali-kali namun sekaligus menertawakan aku.
aku menggandengmu dari hujan deras tanpa petir karena aku tahu kau terlalu berharga namun aku juga bukan pawang hujan yang bisa mengumpulkan tetesan hujan dalam waktu satu menit dalam hidupku.
No comments:
Post a Comment