Meja
Tidak berukur
sedikit berbentuk tapi seni terlihat
Aku setengah tertawa
diantara mata yang menatap sahabat
sejenak setengah menangis secara bersama
Perkawanan tidak bersahabat
entah kemudian hilang dalam satu bingkai
mungkin saja aku hidup
tanpa batas melintasi meja
Resonansi suara
berkuasa saat sarapan
dengan cinta piringpiring mulai terbuka
sudah sangat jelas aku harus memasang telinga
demi kebanggaan mata sang ayah ibu
Saat peradilan aku terampuni
bukan meja hijau atau biru yang terlihat
mengakui dan menebusnya
Ayahku sempat meggebrak meja
aku kehilangan satu minggu
tapi tetap makan di meja yang sama
Aku berhormat lagi
seperti seseorang menjelang
akupun tidak harus tunduk
tapi harga tetaplah harga
suatu saat ku beli teh yang paling manis
biar mereka tidak segan untuk datang lagi
Meletakan mata pada ujung sembunyi
etika dan tata krama yang terlukis
aku belajar tanpa membayar
aku makan tanpa mengeluh
aku menata kopi di atasnya
perlambang pengabdi dan hormat
jadi biarkan dia melihat dengan terbuka tangan
No comments:
Post a Comment