Sesungguhnya betul bahwa kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah SWT, yang telah menciptakan alam semesta ini dengan begitu detail dan selaras. Baik itu perpaduan antara hitam dan putih ataupun pasangan-pasangan yang ada didalamnya, seperti halnya seorang laki-laki yang berpasangan dengan seorang perempuan.
Sebuah kecantikan yang maha sempurna. Namun kendatipun begitu sempurnanya kecantikan dan keselarasan alam ciptaan Allah SWT ini, kita sebagai manusia memiliki penafsiran dan pengartian dari kata “cantik” itu sendiri. Cantik secara universal adalah sebuah keindahan dimana segala sesuatunya berjalan harmonis dan sejalan, semua berlaku pada tempatnya, kata “cantik” yang mempunyai arti yang lebih luas merupakan penilaian terhadap seorang perempuan dari seorang laki-laki. Penilaian tersebut lebih pada didasarkan kesukaan seseorang terhadap sesuatu. Secara umum pengertian cantik dinilai dari pandangan kebanyakan laki-laki seseorang yang mempunyai wajah proporsional dengan mata yang indah, hidung yang mancung dan bibir yang menawan serta perawakan yang membuat semua pria tergoda jika melihatnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Sebuah filsafat Klasik mendeskripsikan arti kata cantik dalam sebuah perumpamaan sebuah patung laki-laki dan perempuan yang diartikan bahwa “keindahan manusia yang ideal” yang kemudian pendapat tersebut mengarah pada apa yang dikenal sebagai "ideal klasik". Dalam hal keindahan manusia atau kecantikan seorang perempuan disebut sebagai "keindahan klasik" atau kata untuk memiliki "keindahan klasik", sementara dasar yang diletakkan oleh seniman Yunani dan Romawi juga diberikan standar untuk kecantikan laki-laki dalam peradaban barat. Kemudian pada saat jaman Renaissance dan Humanisme menolak pandangan tersebut, dan keindahan dianggap sebagai produk ketertiban rasional dan harmoni proporsi.
No comments:
Post a Comment