Thursday, April 26, 2012

On Beauty - Kahlil Gibran

On Beauty
 Kahlil Gibran

Where shall you seek beauty, and how shall you find her
unless she herself be your way and your guide?
And how shall you speak of her except she be the weaver of your speech?The aggrieved and the injured say, “Beauty is kind and gentle.
Like a young mother half-shy of her own glory she walks among us.”
And the passionate say, “Nay, beauty is a thing of might and dread.
Like the tempest she shakes the earth beneath us and the sky above us.”
The tired and the weary say, “Beauty is of soft whisperings. She speaks in our spirit.
Her voice yields to our silences like a faint light that quivers in fear of the shadow.”
But the restless say, “We have heard her shouting among the mountains,
And with her cries came the sound of hoofs, and the beating of wings and the roaring of lions.”
At night the watchmen of the city say, “Beauty shall rise with the dawn from the east.”
And at noontide the toilers and the wayfarers say,
“We have seen her leaning over the earth from the windows of the sunset.”
In winter say the snow-bound, “She shall come with the spring leaping upon the hills.”
And in the summer heat the reapers say,
“We have seen her dancing with the autumn leaves,
and we saw a drift of snow in her hair.”
All these things have you said of beauty,
Yet in truth you spoke not of her but of needs unsatisfied,
And beauty is not a need but an ecstasy.
It is not a mouth thirsting nor an empty hand stretched forth,
But rather a heart enflamed and a soul enchanted.
It is not the image you would see nor the song you would hear,
But rather an image you see though you close your eyes
and a song you hear though you shut your ears.
It is not the sap within the furrowed bark, nor a wing attached to a claw,
But rather a garden for ever in bloom and a flock of angels for ever in flight.
People of Orphalese, beauty is life when life unveils her holy face.
But you are life and you are the veil.
Beauty is eternity gazing at itself in a mirror.
But you are eternity and you are the mirror

Tuesday, April 24, 2012

Parameter Bahagia

"Apa kamu akan menjamin kehidupan mereka ketika mereka mengenal dunia?"

Pertanyaan semacam ini mungkin akan terjawab secara intelektual bila melihat dan memandang bahwa sangat penting sebuah mata dalam memandang, mengkaji ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pada berita apa saja yang sedang terjadi. Namun kenyataannya secara budaya dalam konteks yang sangat sempit bahwa kebahagiaan bukan saja mengenai pandangan, pikiran atau ilmu pengetahuan secara luas. Adalah hidup ternyata sangat sederhana hanya dalam beberapa mata.

Saya datang kedaerah yang sangat terpencil di daerah Sulawesi Tengah, berada di jalur barat Pantai Sulawesi, terdapat sebuah kampung yang terpencil, letaknya kurang lebih 3 Kilometer dari jalan trans barat Sulawesi tersebut, sebuah daerah yang awalnya merupakan daerah transmigrasi yang kemudian perlahan-lahan berubah menjadi sebuah kampung hampir mati, tanpa listrik, perekonomian pun bisa dikatakan hampir lumpuh bahkan infrastruktur yang tidak tertata.

Penghidupan mereka dari berkebun, namun itupun hanya dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja, sedangkan sisanya dijual atau ditukar dengan kebutuhan lainnya.

Siang hari itu, anak-anak sepulang belajar dari Sekolah dasar yang sangat sederhana bermain kejar-kejaran dilapangan ilalang yang membuat saya sebetulnya sangat prihatin mengingat kondisi (saya) yang merasa telah mengenyam pendidikan tinggi dan melihat dunia, secara sombong saya bertanya dalam hati "Apakah mereka nanti di masa depan?".

Kondisi ini terlontar begitu saja pada saat sedang berdiskusi di malam hari bersama ketua kampung tersebut dalam remang cahaya obor yang menerangi malam itu.
"Apa kamu akan menjamin kehidupan mereka ketika mereka mengenal dunia?"
Saya hanya bisaa diam menunggu penjelasan lebih lanjut, menurut ketua kampung tersebut, kebahagiaan bukan hanya terletak pada materi dan cara pandang, kebahagiaan itu terletak pada diri sendiri dan cara dia menemukan hidup, jika seseorang merasa bahagia dengan materi maka dia berbahagia dengan caranya sendiri.

"Kami lebih suka mengartikan hidup adalah ibadah dan makan, mengabdi pada agama sementara dalam kehidupan atau pemenuhan makan kami bisa dapat dengan bercocok tanam, itulah kebahagiaan bagi kami. Jika kami mengenal materi kemungkinan besar kami akan menjadi pencuri menimbang nafsu manusia selalu menjadi parameter untuk hidup. Kami memilih hidup tanpa listrik bukan karena kami miskin, tapi kami menerima kenyataan bahwa kami adalah manusia alam yang dekat dengan alam dan kearifan alam,"

"Apakah akan menjamin kebahagiaan ketika listrik sudah masuk ke daerah kami dan hanya orang-orang tertentu yang bisa membeli televisi kemudian, satu sama lain kemudian akan saling iri dan tentunya kebencian dan bahkan pemenuhan hasrat untuk memiliki televisi akan menjadi acuan hidup yang akan merusak norma-norma kemanusiaan itu sendiri."

"Kami bahagia dalam segala kelebihan kami dalam rasa syukur terhadap Tuhan, kami tidak berkekurangan dalam hal pangan dan tidak merasa diam dalam berusaha, kami punya cukup waktu untuk beribadah pada waktunya dan selalu berdoa dalam kebahagiaan kami, namun kendatipun begitu kami tidak mengekang bagi orang yang ingin menilik dunia melihat secara matanya sendiri melihat dan merasakan atau bahkan berpendidikan."

""Apa kamu akan menjamin kehidupan mereka ketika mereka mengenal dunia?"




Friday, April 20, 2012

Tuesday, April 17, 2012

Pagi

Bangunkan aku!
Bukakan noktah hitam sehingga aku tahu ada titik putih tersembunyi
Biarkan aku tetap legam
Dalam bahasa biarkan ia menjadi kosmos
Memendar sebagian cahaya lalu membentuk jiwa

Friday, April 13, 2012

Halusinasi

I.
sudutsudut simetris ingatan kamu
disofa lusuh berbau diam memandang dunia
mimpi tercipta berjuta asa
jika dan jika hingga ternyata
apakah kamu
dan siapakah kamu saat ini
jelmaan cerita atau mimpi yang tak bernama
bangun atau tak kan beranjak

II.
tahun berikut sempat kau ada
bukan untuk memulai hidup dan mati
namun tetap diam menunggu gerak
bukan bidadari terpasung
hanya hujan yang bersuara kemarin dan hari ini
saat kucinta hujan di sebuah kota dongeng

III.
aku sudah menemukan kau seperti siang
diterik matahari bukan saat hujan
berlarinya mimpi bukan kusiram dengan hujan
dia tetap diam apa itu kau?

Love in Silences

when you are chattering like a pigeon that has not been able to eat
but when you're quiet like an angel who carved gold
in warfare that you shout at it
all becomes apparent and silent sear

in a language, love is war
without conquest and war arrows or swords
within the soul that dumb even if there is love

but you're only a tale of noetic
when the commander to destroy the bond of love border of the city
and when that was destroyed later

but love is still there in silence and language
it was silent during bloom
it's dead also in silent when the future come

She Dance when I told so

She brought me a sandals because she think she able to gave me a light. She's wear red dress and dance in front of me. She asked "Do you mind if I'm dancing?" I said no "I don't mind". There are no music played, breezes falling through the windows and sound of crowd outside was very clearly can be heard from inside. I sat down when she put her step in the middle of the stage. I can saw her eyes was closed but once in a minutes she opened her eyes and watch me which sat down on the corner of empty room.

There are no else between us, and I know that she was trying to say something, even so I just flow in it entered into a huge dimension of every single step she took. Her eyes slowly open then slowly closed while her focus was still on me. I know I'm in love that time even I'm afraid to get fall in it, but I'm not a coward who face thing  as  a thing that I should ignore, I just need to aware to further dream and feeling.

At some point she's head raise to the sky like she ignored that I'm there with here but then she bow and cried. It's like an enigma and day by days I'm trying to solve that eyes, but then I gave up and couldn't find the perfect story to wrote on.

She dance when I told so but then she stop at the point I don't want to stop and it slowly killing me as a dead sugar over my coffee

Wednesday, April 4, 2012

The Dance

The Dance

The Dancer

#1

#2

#3

#4

The Dancer

Movement

Anomali

Kenalkan saya, nama saya adalah saya
hidup diantara saya sebagai saya
saya bukan ke-aku-an tapi cukup saya
saya datang dari tempat dimana saya adalah bukan saya
saya berjalan tanpa ada saya menjadi saya karena saya berpikir tentang saya
saya tidak pernah sendiri
keluar dari saya mencoba menjadi saya

Jabat tangan saya
saya bisa merasakan siapa saya
saya bukan aku dan ego sebagai aku
karena selamanya saya adalah saya
tidak kami saya berjalan tanpa hampa
saya selalu berisi
melepas materi dan imateri terpandang
jauh sudah saya terlalu jauh

Saya menjadi saya karena saya tetap saya
melalui batas pandang sebagai saya
melihat cara pandang sebagai saya
meraba dengan cara saya
tapi saya bukan keber-aku-an sekali lagi
saya adalah saya

Ketika bangun pagi saya menatap saya
saya tahu itu bukan saya
biar keemudian saya akan berusaha menjadi saya
saya membuatkan kopi
tapi saya juga tidak meminum bagian saya
saya tidak takut akan menjadi aku
tapi aku itu bukan saya
dan saya tetap menjadi saya

Siang haripun saya berjalan dengan saya
tidak menggandeng saya, sayalah yang menggandeng saya
bukan aku, aku tidak tahu siapa saya
saya hanya kenal diri saya
begitupun sore dan malam ketika saya tertidur
saya pejamkan mata tanpa aku
bermimpi kadang dalam aku tapi tetap saja saya
saya adalah saya 
begitupun besok
tapi tetap saya bukan hanyalah saya
saya adalah saya
bukan aku!

lalu siapakah kau?

Tuesday, April 3, 2012

The Dancer

Dancer

Nol

Masih kau berpuisi?
atau hanya melafal prosa ketika kau tak pernah mampu bicara?
bukan seperti dalam hafalan atau ejaan yang terbata
tapi sikap adalah bentuk dari paham

Mungkin saja kau akan mampu bergerak
melepaskan kendali sikap manusia dan teori kemanusian dalam kata
bukan saja nilai tapi melebihi nilai itu sendiri
tidak sadar bahwa nilai itu ada secara hakikat?

Kau bukan aku
begitupun juga aku tetap aku secara struktur
apakah namaku adalah cuma ke-berpuisian mu
tidak cukup saja antara bicara dan berkata
tak beralasan karena ada
nol bukan karena kosong
kosong sendiri menjadi berisi
dan itu adalah paham
makna dan mengerti
tahu seperti hidup!

a Man and his spoon

As a living man, there's always something that we seen everyday. a new view of today, boredom of routine and things that actually we don't wanna see or we don't wanna meet but it already seen on your eyes and you make a perceptions on that. And it become a times that finally a judgement came. Value, marks and behavior 

Perception can be expression, of a feeling, art or whatever but it also free without boundaries, everyone can express their feeling and judgement, but so are we.